- Sejarah
Museum Biologi UGM Yogyakarta merupakan museum yang menyajikan koleksi-koleksi dalam mendukung ilmu pengetahuan sains. Pendirian museum ini digagas pada tahun 1964 oleh Prof. Drg. R.G. Indroyono dan Prof. Ir. Moeso Suryowinoto. Pada awalnya Prof. Drg. R.G. Indroyono mengelola museum zoologicum bertempat di salah satu ruang kuliah di Kampus UGM di Sekip, sedangkan Prof. Ir. Moeso Suryowinoto mengelola museum herbarium di salah satu ruang gedung di Jl. Sultan Agung 22. Kedua museum ini adalah milik Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang dulu masih berada di Ndalem Mangkubumen, Ngasem, dan lebih dikenal dengan Fakultas “Kompleks Ngasemâ€.
Seiring berjalannya waktu, kedua museum ini kemudian bergabung menjadi Museum Biologi UGM atas prakarsa Ir. Suryo Adisewoyo selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. Dan diresmikan oleh Rektor UGM Prof. Dr. Soeroso H. Prawirohardjo, M.A pada 20 September 1969, bertepatan dengan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM. Kemudian barulah pada 1 Januari 1970 Museum Biologi UGM Yogyakarta resmi dibuka untuk masyarakat umum.
- Akses
Museum Biologi UGM Yogyakarta terletak di Jl. Sultan Agung 22 Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta. Letaknya strategis, sehingga untuk mencapainya para wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum seperti: bus jalur 12, jalur 16 Trans Jogja jalur 1A dan 1B.
- Isi Museum
Museum Biologi adalah aset berharga dalam bidang ilmu pengetahuan sains yang dimiliki masyarakat Yogyakarta, karena merupakan satu-satunya yang ada di Yogyakarta juga Indonesia. Di dalamnya terdapat koleksi flora dan fauna mencapai 4000 spesies yang diawetkan secara basah dan kering. 30% terdiri dari spesies hewan dan 70% spesies tumbuh-tumbuhan. Memasuki ruangan dengan sebanyak koleksi seperti itu para wisatawan tak perlu bingung karena tersedia pemandu wisatawa yang siap memandu berkeliling dan bercerita tentang isi museum.
Museum terdiri dari delapan ruangan. Ruang I dan II berisi koleksi spesies yang diawetkan secara kering, berupa hewan-hewan darat dan laut yang berukuran kecil dan sedang, seperti: kambing, ikan, dan serangga. Ada juga kerangka manusia, dan kerangka simpanse. Ruang III dan IV menyajikan koleksi spesies hewan dan tumbuhan yang diawetkan secara basah. Ruang V berisi koleksi tulang kuda dan gajah yang disajikan secara utuh. Ruang VI berisi koleksi berbagai macam aves, sedangkan ruang VII berisi koleksi berbagai macam penyu. Adapun pada ruang VIII, para wisatawan dapat melihat kotak yang berisi hewan yang dibekukan dan juga sajian gambar tiga dimensi tentang kehidupan dan habitatnya.
- Tiket
Harga tiket untuk pelajar atau mahasiswa Rp. 5000, umum Rp. 7000 dan turis asing Rp. 15000,.