Kota ini adalah lokasi bersejarah yang disebut The Old Capital City yang menaruh histori tentang lahirnya Mataram Islam. Bermula dari berdirinya suatu kerajaan di dalam rimba pada th. 1575 yang diprakarsai oleh Ki Ageng Pemanahan yang disebut asal mula berdirinya kerajaan Mataram. Semua tanah Jawa adalah daerah kekuasan dari kerajaan Mataram Hindu. Kerajaan itu memiliki peradaban yang mengagumkan serta kemakmuran orang-orang yang berkecukupan hingga dapat bangun candi-candi yang megah dengan arsitektur yang menawan Seperti Candi Borobudur dana lain lainya,
Seputar era ke-10 kerajaan ini memindahkan pemerintahannya ke Jawa Timur hingga rakyat berbondong-bondong meninggalkan Mataram hingga pada akhirnya habis serta lokasi ini kembali sepi serta jadi rimba kembali.
Seputar 6 era lalu, Pulau Jawa adalah kekuasaan dari Kesultanan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah. Sultan Hadiwijaya yang berkuasa waktu itu berikan hadiah pada Ki Gede Pemanahan lantaran prestasinya dalam menaklukkan musuh-musuh dari kerajaan. Hadiah itu berbentuk rimba yang di kenal dengan nama Alas Mentaok. Ki Gede Pemanahan beserta keluarga serta pengikutnya pada akhirnya geser ke tempat itu yang sesungguhnya adalah rimba sisa kerajaan Mataram Hindu pada saat yang lantas.
Ki Gede Pemanahan bangun desa kecil di rimba itu serta perlahan desa itu makin berkembang hingga Ki Gede Pemanahan meninggal dunia. Kepemimpinan setelah itu diteruskan oleh puteranya yang bergelar Senopati Ingalaga. Desa tersebut di bawah kepemimpinan Senopati Ingalaga tumbuh serta selalu berkembangan dengan cepat hingga beralih jadi suatu kota yang sangatlah ramai serta makmur serta pada akhirnya dimaksud dengan Kotagede atau Kota Besar.
Dalam debutnya juga sebagai pemimpin, Senopati Ingalaga juga bangun benteng dalam (cepuri) yang cakupannya melingkari kraton serta di bangun benteng luar (baluwarti) yang melingkari wilayak kota seluas seputar 200 Ha. Setelah itu Senopati Ingalaga jadi raja pertama Mataram Islam yang bergelar Penembahan Senopati dengan pusat pemerintahanya di Kotagede.
Setelah itu di bawah kepemimpinan Panembahan Senopati, kerajaan Mataram yang di pimpinnya sukses memperluas lokasi kekuasaannya hingga ke Pati, Madiun, Kediri serta Pasuruan. Nyaris semua Tanah Jawa jadi lokasi kekuasaanya terkecuali Batavia serta Banten.
Kerajaan Mataram Islam ini meraih puncak kejayaan pada saat kepemimpinan raja yang ke-3 yakni Sultan Agung yang disebut cucu dari Panembahan Senopati. Sultan Agung dalam pemerintahannya pada th. 1613 memindahkan pusat kerajaan ke lokasi Karta Pleret Bantul.
Apabila wisatawan menyusuri lokasi Kotagede dengan jalan serta gang yang sempit jadi bakal mengingatkan kita pada kebudayaan Mataram pada abbad ke 16 Masehi. Masyarakat yang tinggal di Kotagede saat ini bermata pencaharian beberapa besar juga sebagai pedagang merangkat juga sebagai pengrajin perak serta batik. Disamping itu susunan bangunan yang ada di Kotagede sedikit tidak sama dengan bangunan rumah Jawa biasanya. Bentuk rumah yang besar dikelilingi tembok yang tidak tipis serta tinggi adalah ciri bangunan peninggalan juga sebagai bentuk pertahanan pada saat kerajaan Mataram Islam pada saat yang lantas.
Bersamaan dengan perubahan saat, Kotagede sekarang ini jadi kota yang makin ramai meski telah tak juga sebagai ibukota kerajaan Mataram. Waktu menyusuri Kotagede, anda bakal banyak temukan bagunan tua yang di bangun seputar th. 1930 dengan beragam jenis bentuk serta arsitek yang tidak sama serta unik. Selama jalan anda bakal temukan jejeran toko yang cuma jual kerajinan perak yang pada awal mulanya adalah kerajinan yang turun alami penurunan yang telah ada pada zaman Mataram dulu.
Terkecuali mengekplorasi serta lihat peninggalan pada zaman dulu yang berbentuk bangunan tua, ada pula tempat lain yang pas buat anda kunjungi lantaran masih juga dalam lokasi Kotagede. Beberapa tempat ini dapat banyak menaruh histori yang mengagumkan apabila di buka.
Tampat-tempat itu mencakup : Masjid Agung Kotagede, Makam Raja-Raja Mataram, Pasar Kotagede serta beberapa peninggalan histori Mataram yakni Website Watu Gilang. Ditempat ini dapat juga sisa reruntuhan benteng yang bisa diketemukan di lokasi tertua di daerah ini. Anda dapat juga lihat toponim perkampungan yang masih tetap menjaga tata kotanya seperti masa dulu.
Lokasi
Kotagede saat ini adalah suatu Kecamatan di Kota Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak 5 km dari pusat Kota Yogyakarta.
Akses
Akses menuju Kotagede sangatlah gampang dikerjakan baik dengan kendaraan pribadi ataupun dengan kendaraan umum. Dari Teminal Giwangan memakai bus Transjogja trayek 3A yang bakal mengantarkan anda ke Kotagede.
Harga Tiket
Mngunjungi kota tua Kotagede sekalipun tak dipungut cost lantaran tempat ini adalah seperti suatu pemukiman yang ramai dengan akktivitas orang-orang. Apabila anda bertandang ke Kotagede serta anda beragama Islam, sempatkanlah sholat berjamaah di Masjid Agung Kotagede. Kemudian, anda dapat juga sekalian berziarah ke makam raja-raja Mataram tidak jauh dari Masjid Agung itu. Anda cuma dikenakan retribusi parkir kendaraan apabila parkir dilokasi yang dijaga oleh petugas parkir.
Fasilitas
Kotagede adalah pemukiman masyarakat yang mempunyai usaha kerajinan perak, hingga apabila anda tertarik untuk mencari bermacam cideramata dari perak, anda bisa pilih sesuai sama hasrat anda, seluruhnya type serta bentuk tersedia banyak ditempat itu tentu dengan harga yang terjangkau. Sarana lain berbentuk penginapan serta hotel berbintang hingga hotel melati serta ada juga toko penjual bermacam cideramata serta oleh-oleh.
[codepeople-post-map]