Aksi klitih oknum remaja atau pelajar kerap disebut sadis? Cembre membenarkannya. Pasalnya siapa pun orang yang ada di lokasi meskipun bukan target utama, dia dan teman se-gengnya tetap akan menghajar.
“Langsung sikat tanpa pandang bulu, dia (target) terlibat permusuhan atau tidak,” kata Cembre, mantan pelaku Klitih di Yogya kepada tribun Jogja, pertengahan Agustus lalu.
Ironis memang, korban dari aksi klitih ini tidak melulu pelajar atau remaja yang memang menjadi musuh. Melainkan ada pula pelajar yang tak tahu-menahu terkena imbas aksi kekerasan. Akibatnya banyak kasus salah sasaran yang berujung pada kematian.
Bagaimana tidak, Cembre mengakui jika senjata adalah barang wajib saat klitih. Bukan hanya benda keras atau tajam, bom molotov pun pernah dijadikan ‘sangu’.
“Hampir semua geng sekolah melakukan klitih,” kata dia. “Walaupun tidak semua berakhir dengan keributan,” imbuh insinyur pertanian ini. (*)
Sumber : Tribunjogja.com